Tumbuhan Venus

Pemangsa SeranggaVenus merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai kemampuan yang hebat sekali dalam berburu. Tumbuhan venus termasuk tumbuhan pemangsa serangga. Venus memiliki cara berburu dengan menjebak karena terdapat perangkap di tubuhnya. Venus seringkali menangkap dan memakan serangga yang menghinggapinya.

Serangga seringkali terkecoh oleh tumbuhan Venus. Tampilan venus beraroma khasnya mampu memancing serangga untuk menghampiri dan hinggap di tubuh Venus. Dengan tanpa curiga sedikitpun, serangga sering mendekat tanpa merasa curiga padahal bahaya sedang mengintainya.

Saat serangga menghampiri dan hinggap di tubuh Venus, langsung saja Venus bergerak melipat dan menutup rapat daun-daunnya. Katup yang tedapat di tubuh Venus seperti bertaring laksana mulut suatu hewan. Gerakan tutup katupnya sering membuat serangga terperangkap di antara daun-daun. Katup ini semakin lama semakin erat apitannya.
Venus lantas mengeluarkan cairan penghancur dan pelarut daging. Karena tidak hanya serangga, katak sekalipun kerap jadi korban tumbuhan ini. Dalam waktu yang cepat, Venus melumat mangsanya sampai hancur seperti bubur lalu melahap korban.

venus menangkap katak
Tumbuhan Venus mampu menutup daun-daunnya dengan cepat sekali. Bila manusia mengatupkan jari tangannya dengan cepat maka Venus lebih cepat lagi dibandingkan manusia. Terbukti, manusia sering meleset saat menangkap seekor lalat yang sedang hinggap pada telapak tangannya, sebaliknya tumbuhan Venus dengan mudah melakukannya.

serangga venus
Sistem elektrik rumit yang dimiliki tumbuhan Venus yang membantu Venus mahir sekali melakukannya. Seandainya Venus memiliki kemampuan berfikir, apa yang akan dilakukannya dengan modal kemampuannya tersebut? Ini semua mahakarya sang pencipta, Allah Swt. Seperti firman Allah: Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa rizkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Ankabuut, 29:60)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bunga Sakura

Sakura (桜, 櫻?) bersama dengan bunga seruni, merupakan bunga nasional Jepang yang mekar pada musim semi, yaitu sekitar awal April hingga akhir April.
Sakura dapat terlihat di mana-mana di Jepang, diperlihatkan dalam beraneka ragam barang-barang konsumen, termasuk kimono, alat-alat tulis, dan peralatan dapur. Bagi orang Jepang, sakura merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Pemerian

Pohon sakura adalah salah satu pohon yang tergolong dalam familia Rosaceae, genus Prunus sejenis dengan pohon prem, persik, atau aprikot, tetapi secara umum sakura digolongkan dalam subgenus sakura. Asal-usul kata "sakura" adalah kata "saku" (bahasa Jepang untuk "mekar") ditambah akhiran yang menyatakan bentuk jamak "ra". Dalam bahasa Inggris, bunga sakura disebut cherry blossoms.
Warna bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.
Bunga digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan susunan daun mahkota:
  • bunga tunggal dengan daun mahkota selapis
  • bunga ganda dengan daun mahkota berlapis
  • bunga semi ganda
Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu, kuncup bunga sakura jenis someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.
Di Jepang, mekarnya sakura jenis someiyoshino dimulai dari Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar akhir Maret sampai awal April, lalu bergerak sedikit demi sedikit ke utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden Week.
Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya bunga sakura someiyoshino dari barat ke timur lalu utara yang disebut sakurazensen. Dengan menggunakan peta sakurazensen dapat diketahui lokasi bunga sakura yang sedang mekar pada saat tertentu.

[sunting] Ciri khas


Bunga sakura jenis someiyoshino (Prunus × yedoensis Matsum. cv. Yedoensis)

Pohon sakura (jenis someiyoshino), sekitar 2 bulan setelah bunganya mekar)
Ciri khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan.
Bunga sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Beberapa jenis burung dikenal suka memakan bagian bunga yang berasa manis, sedangkan burung merpati memakan seluruh bagian bunga.
Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya bunga sakura disebut hanami (ohanami). Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.
Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekar bunga sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (ichibuzaki) sampai bunga mekar seluruhnya (mankai). Bunga yang rontok segera digantikan dengan keluarnya daun-daun muda. Pohon sakura yang bunganya mulai rontok dan mulai tumbuh daun-daun muda sebanyak 10% disebut ichibu hazakura. Sementara itu, pohon sakura yang semua bunga sudah rontok dan hanya mempunyai daun-daun muda disebut hazakura (sakura daun).
Bunga dari pohon jenis yamazakura mekar lebih lambat dibandingkan jenis someiyoshino dan bunganya mekar bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda.

[sunting] Konsumsi bunga sakura

Daun dan bunga sakura yang sudah direndam di dalam air garam (shiozuke) dimanfaatkan untuk bahan makanan karena wanginya yang harum. sakura mochi adalah kue mochi yang dibungkus daun sakura. Ada juga es krim dan kue kering rasa bunga sakura. Teh bunga sakura umumnya diminum pada kesempatan istimewa seperti pesta pernikahan. Ranting dan kuncup bunga sakura juga digunakan sebagai bahan pewarna alami.

[sunting] Jenis-jenis


Bunga sakura Ukon (Prunus lannesiana Wilson cv. Grandiflora)

Kanhizakura (Prunus campanulata Maxim)

Yamazakura
Sebagian besar jenis pohon sakura merupakan hasil persilangan, misalnya jenis someiyoshino yang tersebar di seluruh Jepang sejak zaman Meiji adalah hasil persilangan pohon sakura di zaman Edo akhir. Sakura jenis someiyoshino inilah yang sangat tersebar luas, sehingga kebanyakan orang hanya mengenal someiyoshino (yang merupakan salah satu jenis sakura) sebagai sakura.
Pada zaman dulu sebelum ada jenis someiyoshino, orang Jepang mengenal bunga sakura yang mekar di pegunungan yang disebut yamazakura dan yaezaki no sakura sebagai sakura. Di saat mekarnya bunga sakura, ribuan batang pohon Yamazakura yang tumbuh di Pegunungan Yoshino (Prefektur Nara) menciptakan pemandangan menakjubkan warna putih, hijau muda, dan merah jambu.
Beberapa jenis sakura:
  • Edohigan
Edohigan adalah sakura yang mekar di Hari Ekuinoks Musim Semi dan bunganya paling panjang umur. Jenis-jenis lain yang serupa dengan edohigan adalah ishiwarizakura dan yamadakashinyozakura yang termasuk pohon sakura yang dilindungi. Miharutakizakura adalah salah satu jenis edohigan yang rantingnya menjuntai-juntai, sedangkan yaebenishidare dikenal daun bunganya yang banyak dan warnanya yang cerah.
  • Hikanzakura
Hikanzakura atau disebut juga kanhizakura adalah sakura yang tersebar mulai dari wilayah Tiongkok bagian selatan sampai ke Pulau Formosa. Kanhizakura banyak ditemukan tumbuh liar di Prefektur Okinawa. Bagi orang Okinawa, kata "sakura" sering berarti hikansakura. Pengumuman mekarnya bunga sakura di Okinawa biasanya berarti mekarnya hikanzakura. Di Okinawa, kuncup bunga hikanzakura mulai terbuka sekitar bulan Januari atau Februari. Di Pulau Honshu, hikanzakura banyak ditanam mulai dari wilayah Kanto sampai ke Kyushu dan biasanya mulai mekar sekitar bulan Februari atau Maret.
  • Shidarezakura

Bunga sakura jenis shidare (Shidarezakura)
  • Fuyuzakura
Fuyuzakura (sakura musim dingin) adalah jenis pohon sakura yang bunganya mekar sekitar bulan November sampai akhir bulan Desember. Onishimachi di Prefektur Gunma adalah tempat melihat fuyuzakura yang terkenal.

[sunting] Sakura dan buah ceri


Buah ceri dari pohon sakura yang untuk dinikmati bunganya
Pohon sakura menghasilkan buah yang dikenal sebagai buah ceri (bahasa Jepang: sakuranbo). Buah ceri yang masih muda berwarna hijau dan buah yang sudah masak berwarna merah sampai merah tua hingga ungu. Walaupun bentuknya hampir serupa dengan buah ceri kemasan kaleng, buah ceri yang dihasilkan pohon sakura ukurannya kecil-kecil dan rasanya tidak enak sehingga tidak dikonsumsi.
Pohon sakura yang menghasilkan buah ceri untuk keperluan konsumsi umumnya tidak untuk dinikmati bunganya dan hanya ditanam di perkebunan. Produsen buah ceri terbesar di Jepang berada di Prefektur Yamagata. Buah ceri produk dalam negeri Jepang seperti jenis sato nishiki harganya luar biasa mahal. Di Jepang, buah ceri produksi dalam negeri hanya dibeli untuk dihadiahkan pada kesempatan istimewa. Buah ceri yang banyak dikonsumsi masyarakat di Jepang adalah buah ceri yang diimpor dari negara bagian Washington dan California di Amerika Serikat.

[sunting] Tempat-tempat pilihan untuk melihat bunga Sakura

Pada tahun 1990, Asosiasi Bunga Sakura Jepang (Japan Cherry Blossom Association) mengeluarkan daftar 100 tempat terpilih untuk melihat keindahan bunga Sakura.
Daerah Kanto:
  • Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman Shinjuku-gyoen (Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-ku), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Inogashira (kota Musashino)
Daerah Tokai:
  • Prefektur Gifu: Taman Usuzumi/Neodani (kota Motosu), Pinggir Sungai Shinsakai (kota Kakamigahara), Kamagatani (kota Ikeda)
Daerah Kansai:
  • Prefektur Osaka: Taman Istana Osaka (Osaka), The Mint Bureau (Osaka), Taman Expo '70 (kota Suita)
  • Prefektur Hyogo: Taman Istana Himeji (kota Himeji), Taman Akashi (Kota Akashi), Taman Shukugawa (Nishinomiya)
  • Prefektur Nara: Taman Nara (kota Nara), Pegunungan Yoshino (kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama)

[sunting] Daftar pustaka

  • Bunka shuppan kyoku henshūbu, editor (1975). Sakura taikan. Tokyo: Bunka Shuppan Kyoku. 

[sunting] Pranala luar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Daftar Burung Langka Dan Terancam Punah

Daftar hewan (binatang) berkelas burung (aves) yang langka dan terancam punah di Indonesia tidak sedikit. Secara ilmiah burung digolongkan dalam hewan kelas aves yang terdapat sekitar belasan ribu spesies di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat sedikitnya 1.500 jenis burung. Dari jumlah tersebut tidak sedikit yang terdaftar dalam kategori terancam punah (Critically endangered) bahkan sangat terancam punah (Endangered).
Kritis (Critically endangered) adalah status konservasi yang diberikan terhadap spesies yang memiliki risiko besar akan menjadi punah di alam liar (Extinct in the wild; EW) atau akan sepenuhnya punah (Extinct; EX) dalam waktu dekat. Sedangkan status terancam (Endangered) adalah spesies yang berada dalam risiko kepunahan karena jumlahnya sedikit, maupun terancam punah akibat perubahan kondisi alam atau hewan pemangsa.
Sedikitnya saya mendapati 18 spesies burung Indonesia yang masuk dalam kategori “Sangat Terancam Punah” dan 31 spesies burung Indonesia yang tergolong dalam kategori “Terancam Punah”. Daftar binatang (hewan) ini belum termasuk yang dikategorikan sebagai “Rentan” yang daftarnya berlipat panjangnya.

Daftar Hewan (Burung) Berstatus Kritis (Critically endangered; CR)

Berikut adalah daftar hewan dari kelas aves (burung) yang ada di Indonesia dan dikategorikan oleh Redlist IUCN dalam status “Critically endangered” (Kritis; CR) atau sangat terancam punah. Status Kritis berada di bawah status EW dan EX. Daftar burung langka itu antara lain:
  1. Anis Bentet Sangihe (Colluricincla sanghirensis)
  2. Celepuk Siau (Otus siaoensis); sejenis Burung Hantu
  3. Cikalang Christmas (Fregata andrewsi)
  4. Dara Laut China (Sterna bernsteini)
  5. Elang Flores (Spizaetus floris)
  6. Gagak Banggai (Corvus unicolor)
  7. Ibis Karau (Pseudibis davisoni)
  8. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
  9. Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)
  10. Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
  11. Kehicap Boano (Monarcha boanensis)
  12. Merpati Hutan Perak (Columba argentina)
  13. Perkici Buru (Charmosyna toxopei)
  14. Punai Timor (Treron psittaceus)
  15. Seriwang Sangihen (Eutrichomyias rowleyi)
  16. Sikatan Aceh (Cyornis ruckii)
  17. Trulek Jawa (Vanellus macropterus)
  18. Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis)

Daftar Hewan (Burung) Berstatus Terancam (Endangered; EN)

Berikut adalah daftar hewan dari kelas aves (burung) yang ada di Indonesia dan dikategorikan oleh Redlist IUCN dalam status “Endangered” (Terancam; ER) atau terancam punah. Status “Terancam” berada di bawah status “Kritis” (CR). Daftar burung langka itu antara lain:
  1. Angsa Batu Christmas (Papasula abbotti)
  2. Bangau Storm (Ciconia stormi)
  3. Berkik Gunung Maluku (Scolopax rochussenii)
  4. Burung Madu Sangihe (Aethopyga duyvenbodei)
  5. Celepuk Flores (Otus alfredi); sejenis Burung Hantu
  6. Celepuk Biak (Otus beccarii); sejenis Burung Hantu
  7. Delimukan Wetar (Gallicolumba hoedtii)
  8. Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
  9. Gagak Flores (Corvus florensis)
  10. Jalak Putih (Sturnus melanopterus)
  11. Kasturi Ternate (Lorius garrulus)
  12. Kehicap Biak (Monarcha brehmii)
  13. Kehicap Flores (Monarcha sacerdotum)
  14. Kehicap Tanah Jampea (Monarcha everetti)
  15. Kuau Kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri)
  16. Kowak Jepang (Gorsachius goisagi)
  17. Luntur Gunung (Apalharpactes reinwardtii)
  18. Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo)
  19. Mandar Talaud (Gymnocrex talaudensis)
  20. Mentok Rimba (Cairina scutulata)
  21. Nuri Talaud (Eos histrio)
  22. Opior Buru (Madanga ruficollis)
  23. Pergam Timor (Ducula cineracea)
  24. Punai Timor (Treron psittaceus)
  25. Pterodroma baraui
  26. Serak Taliabu (Tyto nigrobrunnea); sejenis Burung Hantu
  27. Serindit Flores (Loriculus flosculus)
  28. Serindit Sangihe (Loriculus catamene)
  29. Sikatan Lompobattang (Ficedula bonthaina)
  30. Sikatan Matinan (Cyornis sanfordi)
  31. Trinil Nordmann (Tringa guttifer)
Tulisan ini berawal dari SMS seorang ‘adik’ yang menanyakan daftar hewan langka di Indonesia yang sekalian saya posting. Daftar binatang (hewan) lainnya insa Allah menyusul.
Referensi: Redlist IUCN; Gambar: wikipedia
Baca Juga:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Badak Jawa / Badak Bercula 1

berkulit pucat. Badak Jawa pernah tersebar di hampir seluruh wilayah gunung di Jawa Barat, seperti gunung Gede-Pangrango, Gunung salak, Gn. Tangkuban Perahu dan gunun Ciremei.

Nama sebutan Badak Jawa agaknya kurang tepat karena distribusi alaminya, sejauh yang bisa dipastikan, pernah mencapai kawasan Sungai Brahmaputra di Bangladesh sampai Vietnam serta ke sebelah barat daya Cina, dan deskripsi badak pertama berasal dari spesimen yang ditemukan di Sumatera. Distribusi aslinya secara menyeluruh tidak akan pernah dapat diketahui, karena pada suatu waktu yang berbeda dan pada suatu tempat yang berbeda badak Jawa ini pernah dikacaukan dengan badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis dan badak India/bercula satu Rhinoceros unicornis. 
Dulu badak ini hanya dikenal dan bagian selatan Jawa Barat dan dari Gn. Slamet di Jawa Tengah, meskipun fosil yang masih ada ditemukan di sebelah utara Yogyakarta. Ketika Junghuhn mendaki Gn. Pangrango pada tahun 1839 (pendakian pertama yang tercatat dilakukan oleh orang Eropa) ia mengejutkan dua badak Jawa di dekat puncak gunung, seekor sedang berendam di suatu sungai kecil dan yang lain sedang merumput di pinggir sungai (Junghuhn 1854). Beberapa jalan setapak di beberapa gunung mengikuti bekas jejak badak, dan jalur-jalur di gunung-gunung yang ada dijawa mungkin merupakan sisa terakhir dari kehadiran binatang besar ini. 
Dua belas ekor badak Jawa terakhir yang terdapat di Sumatera telah ditembak oleh pemburu-pemburu Belanda antara tahun 1925-1930, dan setelah itu seekor lagi ditembak di Karangnunggal (Tasikmalaya) pada tahun 1934.
Sampai akhir abad ke-19 penduduk kota Bandung masih bisa menyaksikan adanya badak jawa, mereka menyebutnya badak priangan. Tidak mengherankan bila di Bandung ada daerah yang bernama Rancabadak. Namun pada tahun 1895 seorang pemburu Belanda menembak mati badak jawa tidak jauh dari kota Bandung, itulah badak jawa terakhir di kota Bandung.
Orang percaya bahwa sisa populasi badak Jawa sekarang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon, tempat keberadaannya pertama dilaporkan pada tahun 1861. Meskipun demikian, pada tahun 1989, sepuluh ekor badak jawa ditemukan bertahan hidup di sepanjang sungai Dong Nai di bagian selatan Vietnam.
Badak Jawa adalah pemakan tunas dan rerumputan. Badak memakan daun-daun muda, tunas-tunas dan ranting-ranting yang tumbuh di permukaan tanah. Jika makanan ini tidak dapat dijangkau karena terlalu tinggi, maka badak akan berusaha mematahkan batangnya dengan cara menabrakkan dirinya pada batang tersebut, atau dengan cara menghancurkan batang dengan giginya.
Ada lebih dari 150 jenis tumbuhan yang diidentifikasi sebagai makanan badak, dan kemungkinan besar semua jenis tumbuhan tersebut yang dapat dicapai dan ukurannya sesuai akan dimakan. Badak memakan makanannya di berbagai tipe vegetasi, meskipun kebanyakan dilakukan di tempat-tempat yang tidak terlindung, misalnya, di antara pepohonan yang roboh atau di padang semak-belukar tanpa pepohonan. 

Badak jawa memiliki satu cula yang terletak di ujung hidungnya. Indra penciuman dan pendengarannya sangat tajam, tetapi badak jawa memiliki penglihatan yang kurang baik (rabun dekat). Badak Jawa melahirkan setiap 3-5 tahun sekali. Lama mengandung 16 bulan, umumnya melahirkan satu ekor anak saja dan dipelihara induknya hingga umur 2 tahun, setelah dewasa anak tersebut meninggalkan induknya. Usia badak jawa bisa mencapai hingga 50 tahun.
Keragaman makanan badak mungkin merupakan tanggapan terhadap kebutuhan untuk membatasi atau mencegah racun yang masuk, memaksimalkan kandungan mineral tertentu, serta menanggulangi kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh keragaman musim. Karena hampir semua catatan tanaman pangan berasal dari observasi tidak langsung, maka sangat relevan untuk memperhatikan bahwa kerusakan pada batang-batang pohon yang umum dilakukan oleh badak dapat juga disebabkan oleh banteng dan rusa.
Badak adalah salah satu mamalia purba yang masih hidup. Nenek moyang badak jawa Baluchitherium, telah hidup 50 juta tahun yang lalu, sejak jaman Erasia. Badak Jawa masih satu kerabat dengan kuda dan keledai, yakni hewan yang memiliki kuku ganjil.
Cula badak adalah evolusi dari rambut badak yang bersatu dan mengeras. Sejak jaman dahulu manusia memburu badak hanya untuk mendapatkan culanya. Konon cula badak dijadikan ramuan obat-obatan atau jadi barang kerajinan seni berharga.
Ada 5 jenis badak yang ada di bumi yakni:
1. Badak afrika putih
2. Badak afrika hitam
3. Badak india
4. Badak sumatra
5. Badak jawa
Badak Sumatera memiliki dua buah cula yang bisa mencapai panjang 80cm di bagian depan  dan 20 cm di bagian belakang. Tinggi badan 140 cm dan panjang mencapai 3 meter. Badak Sumatera dapat dijumpai di pulau Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) atau sering juga disebut badak kerbau. Badak ini (Dicerprhinus harrissoni) juga dapat ditemukan di kawasan hutan di Kalimantan timur.
Badak india (Rhinoceros unicornis) memiliki satu cula yang panjangnya mencapai 60 cm. Tinggi badan 170 cm, dan panjang 3,8 meter. Badak ini hidup di anak benua bagian selatan.
Badak afrika putih (Cerathotherium simum) adalah badak paling besar dengan tinggi badan 1,8 meter dan panjangnya bisa mencapai 5 meter, memiliki dua buah cula. Cula depan bisa mencapai 137 cm panjangnya dan cula kedua panjangnya bisa mencapai 60 cm.
Badak afrika hitam atau Dicerros bicornis tingginya bisa mencapai 1,6 meter dan panjangnya 4 meter. Memiliki dua buah cula yang panjuangnya bisa mencapai 70cm di depan dan 50 cm di belakang.
Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah jenis badak yang paling kecil dengan tinggi badan 140 cm, dan panjangnya 3 meter. Memiliki satu cula dengan panjang mencapai 30 cm.
The main factor in the continued decline of the Javan Rhinoceros population has been poaching for horns, a problem that affects all rhino species. The horns have been a traded commodity in China for over 2,000 years where they are believed to have healing properties in Traditional Chinese Medicine. Historically, its hide was used to make armor for Chinese soldiers and some local tribes in Vietnam believed the hide can be used to make an antidote for snake venom. Because the rhinoceros's range encompasses many areas of poverty, it has been difficult to convince local people not to kill a seemingly useless animal which could be sold for a large sum of money. When the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora first went into effect in 1975, the Javan Rhinoceros was placed under complete Appendix 1 protection: all international trade in the Javan Rhinoceros and products derived from it is illegal.[28] Surveys of the rhinoceros horn black market have determined that Asian rhinoceros horn fetches a price as high as $30,000 per kilogram, three times the value of African rhinoceros horn. A painting from 1861 depicts the hunting of Rhinoceros sondaicus sondaicus
Loss of habitat because of agriculture has also contributed to its decline, though this is no longer as significant a factor because the rhinoceros only lives in two nationally protected parks. Deteriorating habitats have hindered the recovery of rhino populations that fell victim to poaching. Even with all the conservation efforts, the prospects for the Javan Rhinoceros's survival are grim. Because the populations are restricted to two small areas, they are very susceptible to disease and the problems of inbreeding. Conservation geneticists estimate that a population of 100 rhinos would be needed to preserve the genetic diversity of this conservation reliant species.
The Ujung Kulon peninsula was devastated by the eruption of Krakatoa in 1883. The Javan Rhinoceros recolonized the peninsula after the explosion, but humans never returned in large numbers, thus creating a haven. In 1931, as the Javan Rhinoceros was on the brink of extinction in Sumatra, the government of the Dutch Indies declared the rhino a legally protected species, which it has remained ever since. In 1967 when a census was first conducted of the rhinos in Ujung Kulon, only 25 animals were recorded. By 1980 that population had doubled, and has remained steady at about 50 ever since.
Although the rhinos in Ujung Kulon have no natural predators, they have to compete for scarce resources with wild cattle which may keep the rhino's numbers below the peninsula's carrying capacity. Ujung Kulon is managed by the Indonesian Ministry of Forestry. Evidence of at least four baby rhinos was discovered in 2006, the most ever documented for the species. In March 2011, hidden-camera video was published showing adults and juveniles, indicating recent matings and breeding.
A Javan Rhinoceros has not been exhibited in zoos in a century. In the 19th century, at least four rhinos were exhibited in Adelaide, Calcutta and London. A total of at least 22 Javan Rhinos have been documented as having been kept in captivity, and it is possible that the number is greater as the species was sometimes confused with the Indian Rhinoceros. The Javan Rhinoceros never fared well in captivity: the oldest lived to be 20, about half the age the rhinos will reach in the wild. The last captive Javan Rhino died at the Adelaide Zoo in Australia in 1907 where the species was so little known that it had been exhibited as an Indian Rhinoceros. Because a lengthy and expensive program in the 1980s and 1990s to breed the Sumatran Rhinoceros (Dicerorhinus sumatrensis) in zoos failed badly, attempts to preserve the Javan species in zoos are unlikely.
The Javan Rhinoceros (Sunda Rhinoceros to be more precise) or Lesser One horned Rhinoceros (Rhinoceros sonda-icus) is a member of the family Rhinocerotidae and one of five extant rhinoceroses. It belongs to the same genus as the Indian Rhinoceros, and has similar mosaicked skin which resembles armor, but at 3.1–3.2 m (10–10.5 feet) in length and 1.4–1.7 m (4.6–5.8 ft) in height, it is smaller than the Indian Rhinoceros, and is closer in size to the Black Rhinoceros. Its horn is usually less than 25 cm (10 inches), smaller than those of the other rhino species. Once the most widespread of Asian rhinoceroses, the Javan Rhinoceros ranged from the islands of Indonesia, throughout Southeast Asia, and into India and China. The species is now critically endangered, with only two known populations in the wild, and none in zoos. It is possibly the rarest large mammal on earth. A population of as few as 40 live in Ujung Kulon National Park on the island of Java in Indonesia and a small population, estimated in 2007 to be no more than eight, survives in Cat Tien National Park in Vietnam. The decline of the Javan Rhinoceros is attributed to poaching, primarily for their horns, which are highly valued in traditional Chinese medicine, fetching as much as $30,000 per kilogram on the black market. Loss of habitat, especially as the result of wars, such as the Vietnam War, in Southeast Asia, has also contributed to the species's decline and hindered recovery.The remaining range is only within two nationally protected areas, but the rhinos are still at risk from poachers, disease and loss of genetic diversity leading to inbreeding depression. None are held in captivity.
The Javan Rhino can live approximately 30–45 years in the wild. It historically inhabited lowland rain forest, wet grasslands and large floodplains. The Javan Rhino is mostly solitary, except for courtship and child-rearing, though groups may occasionally congregate near wallows and salt licks. Aside from humans, adults have no predators in their range. The Javan Rhino usually avoids humans, but will attack when it feels threatened. Scientists and conservationists rarely study the animals directly due to their extreme rarity and the danger of interfering with such an endangered species. Researchers rely on camera traps and fecal samples to gauge health and behavior. Consequently, the Javan Rhino is the least studied of all rhino species. On February 28, 2011, a video was released by WWF and Indonesia's National Park Authority which captured two rhinos with their calves. This motion triggered video proved that these animals are still breeding in the wild. There are no Javan Rhinos in captivity.
The first studies of the Javan Rhinoceros by naturalists from outside of its region took place in 1787 when two animals were shot in Java. The skulls were sent to the renowned Dutch naturalist Petrus Camper, who died in 1789 before he was able to publish his discovery that the rhinos of Java were a distinct species. Another Javan Rhinoceros was shot on the island of Sumatra by Alfred Duvaucel who sent the specimen to his stepfather Georges Cuvier, a famous French scientist. Cuvier recognized the animal as a distinct species in 1822, and in the same year it was identified by Anselme Gaëtan Desmarest as Rhinoceros sondaicus. It was the last species of rhinoceros to be identified. Desmarest initially identified the rhino as being from Sumatra, but later amended this to say his specimen was from Java.
The genus name Rhinoceros, which also includes the Indian Rhinoceros, is derived from Greek: rhino meaning nose, and ceros meaning horn; sondaicus is derived from sunda, the biogeographical region that comprises islands of Sumatra, Java, Borneo, and surrounding smaller islands. The Javan Rhino is also known as the Lesser One-Horned Rhinoceros (in contrast with the Greater One-Horned Rhinoceros, another name for the Indian Rhino).
There are three distinct subspecies, of which only two are presumed to be extant:
Rhinoceros sondaicus sondaicus, the type subspecies, known as the Indonesian Javan Rhinoceros, once lived on Java and Sumatra. The population is now confined to as few as 40 animals in the wild, Ujung Kulon National Park on the western tip of the island of Java. One researcher has suggested that the Javan Rhino on Sumatra belonged to a distinct subspecies, R.s. floweri, but this is not widely accepted.  Rhinoceros sondaicus annamiticus, known as the Vietnamese Javan Rhinoceros or Vietnamese Rhinoceros, once lived across Vietnam, Cambodia, Laos and into Thailand and Malaysia.
Annamiticus is derived from the Annamite Mountain Range in Southeast Asia, part of this subspecies's range. A single population, estimated at fewer than 12 remaining rhinos, lives in an area of lowland forest in the Cat Tien National Park in Vietnam. Genetic analysis suggests that the two extant subspecies last shared a common ancestor between 300,000 and 2 million years ago. Note that locals at Cat Tien National Park regard that the last individual of this population was shot by a poacher in late 2010; if this is correct, the subspecies is now extinct. Rhinoceros sondaicus inermis, known as the Indian Javan Rhinoceros, once ranged from Bengal to Burma, but is presumed to have gone extinct in the first decade of the 20th century. Inermis means unarmed, as the most distinctive characteristic of this sub-species is the small horns in males, and evident lack of horns in females. The original specimen of this species was a hornless female. The political situation in Burma has prevented assessment of the species in that country, but its survival is considered unlikely.
Even the most optimistic estimate suggests there are fewer than 100 Javan Rhinos in the wild. They are considered possibly the most endangered of all large mammals; although there are more Sumatran Rhinos, their range is not as protected as that of the Javan Rhinos, and some conservationists consider them to be at greater risk.[citation needed] The Javan Rhinoceros is only known to survive in two places, the Ujung Kulon National Park on the western tip of Java and the Cat Tien National Park about 150 km (90 miles) north of Ho Chi Minh City.
The animal was once widespread from Assam and Bengal (where their range would have overlapped with both the Sumatran and Indian Rhino) eastward to Myanmar, Thailand, Cambodia, Laos, Vietnam, and southwards to the Malay Peninsula and the islands of Sumatra, Java and possibly Borneo. The Javan Rhino primarily inhabits dense lowland rain forests, tall grass and reed beds that are plentiful with rivers, large floodplains, or wet areas with many mud wallows. Although it historically preferred low-lying areas, the subspecies in Vietnam has been pushed onto much higher ground (up to 2,000 m or 6,561 ft), probably because of human encroachment and poaching.
The range of the Javan Rhinoceros has been shrinking for at least 3,000 years. Starting around 1000 BC, the northern range of the rhinoceros extended into China, but began moving southward at roughly 0.5 km (0.3 mile) per year, as human settlements increased in the region. It likely became locally extinct in India in the first decade of the 20th century. The Javan Rhino was hunted to extinction on the Malaysian peninsula by 1932. By the end of the Vietnam War, the Vietnamese Rhinoceros was believed extinct across all of mainland Asia. Local hunters and woodcutters in Cambodia claim to have seen Javan Rhinos in the Cardamom Mountains, but surveys of the area have failed to find any evidence of them. A population may have existed on the island of Borneo as well, though these specimens could have been the Sumatran Rhinoceros, a small population of which still lives there.
- Neushoorns terbitan de ruiter bv.
- Ekologi Jawa dan Bali terbitan Pre nhallindo.
- The Indonesian Environment Al manac terbitan PT. Multi Kirana Pratama.
- Badak Jawa terbitan Grasindo.
- Mamalia terbitan Tira Pustaka.
- World Book Multimedia Encyclo pedia penerbit IBM
- W

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dinasaurus Terbesar dan Terhebat

1. Dinosaurus Terberat
Dinosaurus terberat adalah Brachiosaurus, yang beratnya sekitar 80 ton. Setara dengan 17 gajah Afrika. Brachiosaurus memiliki tinggi 16 m dan panjang 26 m, merupakan kerangka dinosaurus terbesar yang terpasang di museum.
2. Dinosaurus Terkecil
Fosil dinosaurus terkecil seluruhnya dari jenis burung pemakan tumbuhan seperti Lesothosaurus, yang hanya seukuran ayam. Contoh fosil yang lebih kecil ditemukan pula namun masih berupa bayi.
3. Telur Dinosaurus Terkecil
Telur dinosaurus terkecil yang telah ditemukan hanya sepanjang 3 cm, namun tidak diketahui dari jenis apa.
4. Dinosaurus Paling Cerdas
Salah satu dinosaurus paling cerdas adalah Troodon. Tergolong dinosaurus pemburu yang panjangnya sekitar 2 meter. Memiliki ukuran otak mirip mamalia, dengan pengelihatan tajam (stereoskopik vision), dan cengkeraman tajam.
5. Dinosaurus Dengan Otak Terkecil
Stegosaurus memiliki ukuran otak sebesar buah kenari, dengan panjang 3 cm dan berat 75 gr. Dibandingkan ukuran otak dengan ukuran tubuh sauropodomorph, seperti Platesaurus, mungkin dinosaurus ini adalah dari jenis yang paling bodoh.
6. Dinosaurus Tertinggi
Dinosaurus tertinggi adalah Brachiosaurus dari kelompok sauropoda. Kaki depannya lebih panjang dibandingkan dengan kaki belakang, mirip jerapah. Dikombinasikan dengan lehernya yang sangat panjang, dapat berdiri secara tegak, sehingga dapat menjelajahi pohon-pohon tertinggi.
Jenis dari kelompok Brachiosaurus yang diketahui setinggi 13 meter. Jenis sauroposeidon tersebut besar dan dapat tumbuh hingga mencapai 18,5 meter, sehingga merupakan dinosaurus tertinggi.
7. Dinosaurus yang Mampu Berjalan Tercepat
Dinosaurus tercepat adalah dari jenis Ornithomimids semacam burung unta, seperti Dromiceiomimus, yang mampu berjalan dengan kecepatan hingga 60 km/jam.
8. Dinosaurus Tertua
Dinosaurus tertua yang diketahui berusia 230 juta tahun, dan telah ditemukan di Madagaskar. Dino jenis ini belum resmi diberi nama. Sebelumnya ada dinosaurus dari jenis Eoraptor yang usianya diperkirakan 228 juta tahun.
9. Nama Dinosaurus Terpanjang
Dinosaurus dengan nama paling panjang adalah Micropachycephalosaurus yang berarti ‘kadal berkepala mini’. Fosil dino jenis ini ditemukan di Tiongkok dan telah diberi nama pada tahun 1978 oleh paleontolog Tiongkok, Dong.
Berapa banyak, jenis dinosaurus yang telah ditemukan di Inggris ?
Sejauh ini ada sekitar 108 spesies dinosaurus telah ditemukan di Inggris. Inggris merupakan wilayah penting selama Era Mesozoic, yang bertindak sebagai jembatan antara Amerika Utara dengan Eurasia. Dinosaurus Inggris termasuk Megalosaurus, Iguanodon, Neovenator, Eotyrannus dan Cetiosaurus.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Bunga Edelweis

Bunga Edelweis, Bunga Keabadian

[Image: leontopodium-alpinum.jpg?w=324]

Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.


[Image: edelweiss_01.jpg]

Edelweis juga melambangkan pengorbanan. Karena bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana.

[Image: edelweiss5.jpg]

[Image: edelweiss.jpg]


Yang paling menarik, meskipun dipetik bunga ini tidak akan berubah bentuk dan warnanya, selama disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruangan. Karenanya, menurut orang-orang edelweis adalah bunga keabadian. Bunga yang membuat cinta agan kepada sista akan tetap abadi


[Image: 100-1440.jpg]


[Image: anaphalis-javanica-2.jpeg]

TAPI

Justru inilah yang membuat Edelweis menggali kuburnya sendiri Keserakahan (oknum) pendaki gunung dan mitos ini telah membuat edelweis sebagai bunga langka bahkan terancam kepunahan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hakim Luqman dalam Kasodo, Tourism, and Local People Perspectives for Tengger Highland Conservation, menyimpulkan bahwa tanaman ini telah punah dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Padahal Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.

[Image: edelweiss12.jpg?w=341]

[Image: leontopodium-alpinum1.jpg?w=460]

Kini Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.

[Image: RTEmagicC_15b1331b3c.jpg.jpg]

Gimana agan-agan, apakah ente berminat untuk menjadikan bunga kecil cantik ini sebagai ungkapan cinta yang mendalam untuk sista ente tapi alangkah baiknya kalau kita juga ikut memperhatikan nasib si bunga malang ini, walaupun ini bunga abadi, tapi kalau sudah dipetik tentu saja dia sudah mati bukan

PS: waktu ane kemaren ikut mendaki merbabu sama temen ane disana ternyata juga ada edelweis, dan ane ga munafik ane juga metik sedikit soalnya ada sesuatu urusan dengan bunga itu

maaf ya kalau seandainya ane repost, tapi ane tadi udah search kayanya belon ada semoga berkenan di hati agan & sista


[Image: peristiwa-edelweis-86.jpg]

[Image: ekonomi%20dan%20bisnis-penjual-bunga-edelweis-09.jpg]

Hidup Akan Lebih Berarti Ketika Kehidupan Kita Bermanfaat Bagi Orang Lain

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS